Selasa, 03 April 2012

Hujan

Cerah dan penuh akan terang matahari yang menyiarkan cahayanya di sepanjang hari. Sepanjang cahaya dan teriknya kian memintalkan energi yang terus menerus keluar tanpa henti, peluh ini pun mulai bercucuran sedikit demi sedikit dan setiap tetesannya menandakan seberapa teriknya pancaran dari sang pemilik siang hari. Tanpa adanya hembusan angin yang menemani dan memberikan kesejukan ditengah terik yang tak tertahankan. Disaat senja hendak menjelang dan sang surya semakin mengarahkan dirinya ke arah barat, disaat itupun kecerahan hari berubah dalam sekejap mata. Telah tergantikan oleh awan kelabu yang menyeriak keluar dari balik kecerahan dan teriknya sang surya, angin yang berhembuspun bukanlah semilir yang menyejukan jiwa. Hempasan angin yang menunjukan kekuatannya pada kita manusia. Seakan ingin menunjukan kekuasaanya pada kita.
Awan kelabu pun semakin pekat dan membuat hari yang cerah menjadi semakin gelap dan sang surya pun telah kehilangan kekuasannya telah terganti oleh awan kelabu yang tak terhitung jumlahnya. Rintik hujanpun mulai berjatuhan, berawal dari rintikan gerimis dan menjadi derasnya air hujan yang jatuh membasahi bumi ini. Memberikan kesejukan yang tak terasa oleh karena kekuasaan dari sang surya. Hari yang sangat panas dan penuh dengan cucuran peluh , sekarang tergantikan oleh kesejukan dari tetesan air yang membasahi kota kecil ini.
Seperti apa yang terpapar dalam rangkaian kalimat itulah dapat menggambarkan pula bagaimana kita dapat menggambarkan alur kehidupan kita. Di saat kita sedang berkuasa dan berada di atas angin,kita selalu menunjukan segala kemampuan kita dengan sangat maksimal dan selalu total dalam memproyeksikannya sampai-sampai kita sendiri terkadang menjadi lupa diri dan menjadi sangat angkuh dan sering kali lupa dengan keadaan sekitar kita yang membutuhkan,namun, tak pernah kita tengok. Seperti sang surya yang selalu memancarkan sinar dan menyiarkan teriknya pada bumi ini. Namun, disaat awan kelabu datang dan berganti menjadi kelam dan kemudian turun hujan. Saat itulah dimana kita sebagai manusia mendapatkan suatu sandungan dan teguran saat itulah baru kita teringat dengan sekitar kita yang selama ini tak pernah kita anggap,mereka yang ternyata ada dan datang untuk mengetuk kita agar ingat pada orang lain dan sekitaran kita yang ternyata dapat memberikan kesejukan tersendiri untuk kita. Walaupun terik yang sering kita tabur pada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar